Daftar Isi
B2C Buyer Persona untuk B2C Marketing
Apa itu buyer persona? Buyer persona adalah profil pembeli untuk pemasar gunakan dalam menyusun strategi penjualan dan pemasaran. Selain itu, persona juga dapat membantu pemasar untuk mengidentifikasi dan berempati dengan segmen tertentu dari target audiens mereka.
Membuat B2C Buyer Persona
Bila digunakan untuk menyelaraskan konten dengan saluran yang sesuai, wawasan ini dapat menghasilkan peningkatan pendapatan dan ketertarikan merek yang lebih kuat.
Untuk itu, simak apa saja langkah-langkah membuat B2C buyer persona di bawah ini.
1. Personal Background
Latar belakang adalah informasi dasar tentang pelanggan ideal Anda. Untuk B2C buyer persona, ini dapat mencakup usia, jenis kelamin, status perkawinan, lokasi geografis, pendidikan, informasi karier, atau informasi lainnya.
Semua data ini membantu memungkinkan Anda untuk lebih berempati dengan target audiens nantinya.
Berkat database pemasaran dan Google Analytics yang sudah dikembangkan, Anda sudah memiliki banyak informasi ini. Pastikan persona ini dibuat sedemikian rupa agar Anda dapat memvisualisasikannya dengan mudah.
2. Nama
Menambahkan nama membantu “memanusiakan” B2C buyer persona dan membantu Anda mendapatkan gambaran. Cara membuat buyer persona satu ini juga dapat menciptakan “bahasa bersama” yang dapat dimengerti seluruh anggota perusahaan.
Untuk nama ini, Anda tidak perlu pusing menentukannya. Saat ini sudah ada banyak generator nama di internet, dan rata-rata sangat mudah digunakan. Saran dari kami adalah untuk tidak menggunakan nama dari seseorang yang Anda kenal. Hal ini agar Anda tetap fokus pada persona Anda.
3. Foto
Seperti layaknya nama, sebuah foto untuk B2C buyer persona menunjukkan Anda sebuah gambaran nantinya. Anda jadi lebih terbantu dalam memvisualisasikan persona tersebut saat menulis konten atau mendiskusikan strategi dengan tim.
Untuk foto—selama Anda tidak mendistribusikannya secara komersil tanpa seizin pemiliknya—Anda dapat menggunakan hasil pencarian di internet atau situs-situs web khusus stok fotografi (yang mungkin berbayar).
Setelah persona dibuat, lihat kembali dan pertimbangkan apakah subjek dengan foto yang dipilih telah “mewujudkan“ informasi deskriptif yang direncanakan. Jika tidak, jangan segan untuk mengubahnya lagi.
4. Background Finansial
Cara membuat buyer persona satu ini dapat mempengaruhi cara kita memasarkan produk atau layanan kita. Mendokumentasikan latar belakang keuangan atau finansial seseorang dapat dilihat dari aspek seperti pendapatan, kebiasaan berbelanja, dan metode pembayaran yang disukai oleh si persona.
Anda dapat mengumpulkan informasi-informasi ini dari catatan penjualan dan survei pelanggan. Jika Anda berkenan, Anda dapat juga mencari penelitian sekunder tentang daya beli generasi.
Biasanya survei-survei ini telah dilakukan dalam 6 bulan terakhir. Mereka dapat memberikan informasi terperinci tentang kebiasaan berbelanja dari berbagai kelompok generasi.
5. Kegiatan Keseharian
Cari tahu bagaimana B2C buyer persona menghabiskan keseharian mereka. Bagaimana mereka mengidentifikasi hal-hal yang mereka hadapi setiap hari?
Jawabannya akan membantu Anda mendapatkan gagasan yang lebih baik tentang bagaimana kehidupan sehari-hari mereka mempengaruhi cara mereka “mengkonsumsi” pesan marketing dan penawaran Anda.
Selain itu, Anda tentunya juga mendapatkan wawasan tentang peluang baru untuk terhubung dengan persona ini.
Anda tidak perlu membuntuti calon pelanggan dari pagi hingga malam untuk melakukan ini. Ambil saja data yang paling relevan dengan kampanye pemasaran Anda.
6. Keinginan
Harapan dan impian adalah hal-hal yang diinginkan atau dibutuhkan persona. Ini bisa dilihat baik secara pribadi, profesional, maupun keduanya. Cara membuat buyer persona satu ini membantu Anda memahami keinginan dan kebutuhan mereka. Jadinya, Anda dapat menyiapkan konten yang lebih bertarget.
7. Kecemasan atau Ketakutan
Ketika kita memahami ketakutan internal dan eksternal dari B2C buyer persona kita, kita akan lebih mampu berempati dengan mereka. Pemahaman inilah yang memungkinkan kita menyusun pesan yang “meredakan” ketakutan ini. Terkadang, Anda bahkan mungkin mampu menciptakan semacam hubungan emosional juga!
8. Profil Social Media
Saluran media sosial yang digunakan oleh B2C buyer persona membantu mengidentifikasi di mana Anda harus menginvestasikan uang pemasaran. Lebih penting lagi, konten media sosial mereka menawarkan wawasan unik.
Seperti misalnya tentang apa yang mereka pikirkan dan rasakan tentang merek dan produk Anda.
Analisis media sosial memberikan wawasan yang luar biasa tentang pengguna Anda saat ini. Jangan lupa juga untuk meneliti laporan industri tentang keterlibatan dan penggunaan media sosial.
Hasilnya dapat membantu Anda mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan pangsa media dengan demografi tertentu melalui pesan dan konten yang ditargetkan.
9. Brand Affinity
Memahami merek lain yang membuat B2C buyer persona Anda tertarik bisa menjadi Langkah yang sangat ampuh. Ini memungkinkan Anda melihat merek lain yang berinteraksi dengan pelanggan, baik sebagai produk pelengkap atau kompetitor. Apa pun itu, wawasan ini memberikan konteks untuk jenis interaksi lain yang dialami pelanggan Anda.
Konklusi
Demikianlah langkah dan cara membuat buyer persona B2C yang kami harap dapat membantu Anda. Selain buyer persona B2C, kamu juga bisa membuat buyer persona untuk B2B.
Jika Anda membutuhkan jasa digital marketing untuk menargetkan B2C customer dari bisnis Anda secara digital, silahkan hubungi Meson Digital Marketing Agency.