Influencer Marketing di Masa Pandemi COVID-19

Jordy Gunawan
Influencer

Daftar Isi

    Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Influencer Marketing

    Pada awal tahun 2020, tidak sedikit dari pengamat digital marketing yang memprediksi bahwa munculnya pandemi COVID-19 atau Corona merupakan awal-keberakhiran dari influencer marketing.

    Penarikan kesimpulan atas prediksi negatif tersebut sebetulnya tidak sulit untuk dinalar jika menimbang bahwa Industri influencer pada dasarnya berbasis pada pola kerja freelancing.

    Para freelancer itulah yang kemudian biasanya pertama kali dikorbankan dalam upaya menghemat pengeluaran marketing dari suatu brand.

    Pembatasan mobilitas yang diberlakukan guna memutus penularan virus Corona juga memiliki dampak yang besar terhadap keleluasaan seorang influencer dalam memproduksi konten, terutama pada mereka yang bergerak di sektor travel dan fashion.

    Kemunculan pandemi memaksa influencer untuk mengganti potret mereka di situs wisata eksotis di Bali dengan foto duduk manis mereka di sofa ruang tengah rumah.

    Para influencer tidak punya pilihan lain selain mengubah konten nge-gym di fitness mewah dengan olahraga sederhana di rumah.

    Namun jika dicermati tiga bulan belakangan ini, realitas telah menghadirkan fenomena yang berbeda dari apa yang telah diprediksi pada masa awal pandemi.

    Bahkan menurut survei yang dilakukan oleh Linqia, di tengah tren menurunnya pengeluaran untuk pengiklanan digital, hampir 60% dari marketers dan agensi profesional tidak mengurangi atau bahkan menaikan anggaran influencer marketing mereka.

    3 Alasan Mengapa Influencer Marketing tetap Bertahan di Tengah Pandemi

    Ada beberapa alasan terhadap kekeliruan prediksi negatif atas nasib influencer marketing tahun ini.

    1. Kekosongan pada pengiklanan broadcasting tradisional 

    Secara tidak langsung, Influencer marketing mendapat keuntungan dari diberlakukannya kampanye sosial untuk tetap di rumah.

    Pemberlakuan pembatasan sosial (PSBB) membuat advertising platform yang lebih tradisional, seperti TV dan radio, memiliki limitasi atas dampak yang diciptakannya terhadap rutinitas baru kita yang juga terbatas.

    Kondisi tersebut menyebabkan brand untuk mencari bentuk advertising lain yang mereka percaya dapat menarik perhatian calon konsumen dengan lebih efektif.

    Content creator dari berbagai platform media sosial di sini menjadi solusi alternatif yang paling unggul.

    Para influencer bisa dengan mudah dan fleksibel memproduksi dan menyiarkan konten yang dapat menarik perhatian konsumen tanpa harus ke luar rumah.

    2. Meningkatnya pengguna E-Commerce 

    Diterapkannya kebijakan penutupan sementara sentra perbelanjaan berbuah pada meningkatnya transaksi harian e-commerce sebesar 154% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2019.

    Keterbatasan konsumen untuk berbelanja dengan mengunjungi toko fisik tanpa diduga berdampak pada meningkatnya penerimaan masyarakat terhadap e-commerce.

    Studi terkini menunjukan bahwa 40% konsumer masih mengandalkan Instagram dalam menemukan brand online yang mereka minati.

    Dengan terus meningkatnya tren belanja online dan ketergantungan konsumen terhadap media sosial dalam menemukan produk, maka menjadi tidak aneh jika influencer marketing masih dan tetap akan diminati.

    3. Ledakan minat terhadap konten yang bermanfaat 

    Selama pandemi, banyak brand yang menyadari bahwa adanya peningkatan minat terhadap konten yang dianggap bermanfaat.

    Pada awal masa pembatasan sosial, YouTube mengidentifikasi peningkatan sebesar 515% pada konten yang berhubungan dengan home workout sejak 15 Maret lalu,  dan 215% pada konten yang berhubungan dengan self-care.

    Angka pertumbuhan tersebut cukup menakjubkan mengingat YouTube merupakan media platform yang sudah bisa terbilang mapan.

    Influencer pada kasus ini memiliki akses menuju konsumen dengan hadir sebagai penghubung sosial, antara brand dan calon konsumen, yang vital di tengah pembatasan sosial.

    Untuk pertama kalinya, banyak brand yang melihat potensi besar dalam pengiklanan produk yang diselipkan dengan halus dalam konten para influencer secara organik.

    3 Strategi Influencer Marketing di Masa Pandemi COVID-19

    Situasi saat ini memaksa kita untuk menghabiskan waktu di dalam rumah entah sampai kapan. Menyadari hal tersebut, banyak brand mulai menarik iklan mereka dari platform yang lebih  tradisional berdasarkan beberapa alasan.

    Dalam iklim saat ini, maka akan lebih masuk akal untuk para brand mengalihkan anggaran marketing mereka menuju pemasaran digital.

    Di tengah segala kejenuhan yang muncul akibat keterbatasan dalam beraktivitas, influencer marketing sebetulnya merupakan solusi yang tepat dalam menjawab kebutuhan konsumen akan distraksi terhadap kesulitan yang sedang mereka hadapi.

    Dengan strategi yang tepat, para influencer bisa menjadi perpanjangan suara dari brand Anda guna meraih calon konsumen.

    Berikut tiga hal yang patut Anda perhatikan dalam merancang strategi influencer marketing Anda:

    1. Pastikan konten dan pengiriman pesan Anda bermanfaat

    Saat ini orang-orang sedang gemar mencari konten yang menurut mereka bermanfaat. Sementara jumlah konten berbasis solusi telah menjamur, pastikan konten yang Anda buat autentik sehingga tetap memiliki nilai lebih dibandingkan dengan konten kompetitor Anda.

    2. Pilih Influencer yang sudah memiliki komunitas loyal 

    Carilah influencer yang sudah mendapatkan kepercayaan dari para audience. Influencer yang sudah memiliki komunitas yang loyal bisa menjadi cara yang bagus untuk menyoroti masalah atau topik penting dan relevan seputar brand Anda.

    3. Temukan cara baru untuk terhubung dengan audiens Anda

    Seiring dengan berubahnya pola bersosialisasi di masa pandemi, brand perlu mempertimbangkan cara terbaik untuk menjangkau calon konsumen.

    Cobalah untuk lebih banyak membuat konten interaktif, hosting webinar, dan acara online lain untuk dapat berkomunikasi langsung dengan calon konsumen.

    Konklusi

    Adalah keliru jika beranggapan bahwa pandemi di tahun ini tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap dunia marketing, khususnya influencer marketing.

    Perubahan situasi dan pola bersosialisasi jelas akan merubah cara penerimaan masyarakat terhadap pesan yang kita sampaikan.

    Mungkin pertanyaan mengenai mengungtung atau meruginya influencer marketing bisa terjawab sekilas pada pembahasan di atas. Bahwa nyatanya industri influencer masih berhasil dalam menemukan jalannya untuk tetap bertahan.

    Namun yang menjadi poin penting bukan persoalan untung ruginya, melainkan bagaimana marketers secara kritis dapat mengidentifikasi dan menanggapi perubahan yang terjadi.

    Fakta bahwa di tahun ini industri influencer masih berhasil bertahan bukan sebagai jaminan bahwa influencer akan tetap aman. Tidak sedikit dari influencer yang menyerah terhadap keadaan dan akhirnya mengaku gagal.

    Mereka yang bertahan adalah mereka yang berhasil beradaptasi dengan situasi.

    Jika bisnis Anda sedang menghadapi kesulitan, mungkin saja Influencer Marketing bisa menjadi salah satu opsi dalam membantu bisnis Anda.

    Meson Digital Agency berpengalaman dalam menjalankan Influencer Marketing Campaign dan telah bekerja sama dengan ribuan influencer. Kami menawarkan jasa influencer marketing untuk membantu mengembangkan brand Anda. Semoga ulasan di atas dapat membantu! Hubungi kami untuk berkonsultasi dan menjalankan digital marketing campaign Anda!

    Consult Your Digital Marketing Needs with Us!

    Enhance the online visibility of your business and reach your target market more effectively. Implement the right Digital Marketing strategy for sustainable business growth.

      Search Articles