Strategi Media Sosial B2B untuk Tingkatkan Potensi Bisnis

Syah Rezi Tungga Dewi
media sosial untuk b2b

Daftar Isi

    Berkembangnya tren penggunaan media sosial memberi peluang besar bagi sektor business-to-business (B2B) untuk menjalankan strategi digital marketing demi memaksimalkan keuntungan.

    Meski begitu, penerapan digital marketing khususnya campaign di media sosial untuk industri B2B memiliki kekhususan tersendiri. Sebab target segmentasi konsumen dari B2B merupakan badan usaha atau organisasi. 

    Hal ini pula yang membuat beberapa pihak menganggap B2B tidak membutuhkan campaign media sosial. Anggapan tersebut jelas keliru. Dengan perencanaan yang tepat dan analisis akurat, B2B bisa mengadaptasi strategi social media management layaknya sektor bisnis lain. 

    Mengapa B2B Tetap Membutuhkan Campaign di Media Sosial?

    Anggapan bahwa B2B tidak butuh melakukan campaign pemasaran digital di kanal media sosial umumnya dikarenakan target audiens yang kebanyakan merupakan lead atau pimpinan yang berada di jajaran manajerial dengan mobilitas tinggi, sehingga tidak akan sempat untuk mengakses media sosial. 

    Tentu persepsi tersebut tidak keliru, tetapi di sisi lain tidak sepenuhnya benar. Di era masa kini, banyak pula orang-orang penting di jajaran perusahaan yang up-to-date dengan perkembangan di media sosial, khususnya jajaran petinggi di perusahaan rintisan (startup). 

    Oleh karena itu, perusahaan B2B dapat rutin mengunggah berbagai konten yang inspiratif serta menarik bagi audiens. Dapat dikatakan jika penggunaan media sosial untuk B2B akan berdampak positif terhadap brand awareness yang selama ini dibangun. 

    Berikutnya, penggunaan media sosial juga akan membantu visibilitas brand di internet. Akun media sosial dari sebuah perusahaan akan muncul di search engine apabila seseorang mencari nama dari perusahaan yang bersangkutan. 

    Maka, secara otomatis visibilitas pun akan meningkat jika sebuah perusahaan mempunyai akun media sosial. Visibilitas brand yang tinggi membuat sebuah perusahaan mampu bersaing dengan kompetitor, baik itu kompetitor langsung maupun tidak langsung. 

    Karakteristik Strategi Media Sosial di Industri B2B

    Untuk masuk ke penjelasan berikutnya, mari simak beberapa karakteristik yang ada di strategi media sosial B2B: 

    1. Audiens Sangat Spesifik 

    Target segmentasi yang diincar bisnis lain, seperti business-to-customer (B2C) sangatlah luas. Jauh berbeda dengan B2B yang benar-benar sangat spesifik. 

    B2B sering menargetkan audiens yang lebih tersegmentasi dan spesifik, seperti pemilik bisnis, manajer, atau profesional dari industri tertentu. Mencapai audiens yang tepat bisa menjadi lebih sulit dan memerlukan penyesuaian pesan dan pendekatan yang lebih intens.

    2. Menekankan Profesionalitas 

    Konten yang ada di media sosial biasanya bersifat fun dengan mengikuti format yang sedang viral. Jenis konten seperti ini juga sering digunakan oleh perusahaan B2C. 

    Namun khusus untuk konten B2B, tidak semua tren viral bisa diikuti. Konten dari B2B tetap wajib mengedepankan profesionalitas dikarenakan audiens mereka yang merupakan sesama pebisnis yang berasal dari perusahaan.  

    3. Memberikan Konten Edukasi dan Informatif

    Akun media sosial B2B lebih sering membagikan konten yang bersifat teknis, edukatif, serta bersifat informatif. Perencanaan konten seperti ini membutuhkan riset mendalam, bahkan perlu informasi langsung dari praktisi ahlinya. 

    Contohnya adalah konten Instagram yang diunggah oleh Tokoplas, distributor produk plastik terbesar di Indonesia. Kebanyakan klien dari Tokoplas merupakan pabrik yang bergerak di industri plastik. Itu sebab konten yang dibuat pun tidak jauh-jauh seputar industri dan pengapikasian plastik di manufaktur. 

    4. Mempererat Relasi Serta Kepercayaan 

    B2B memerlukan pembangunan hubungan yang kuat dan berkelanjutan dengan pelanggan dan mitra bisnis. 

    Salah satu cara yang bisa dilakukan demi memperkuat relasi dan kepercayaan yaitu lewat media sosial. Brand Anda terlihat kredibel dan dapat diandalkan jika secara kontinu mengunggah postingan yang insightful dan relevan bagi calon klien potensional.

    Jadi, Benarkah Strategi Media Sosial untuk B2B Cenderung Rumit?

    Selain dari karakteristik di atas, ada satu aspek lain yang membuat B2B cukup kompleks. Yakni siklus pembelian yang panjang dan membutuhkan pengambilan keputusan dari beberapa pihak. 

    Transaksi B2B seringkali melibatkan proses pembelian yang lebih panjang dan kompleks serta melibatkan banyak tahapan dan pengambil keputusan. Artinya, Anda harus mempertahankan koneksi dan mempengaruhi keputusan selama periode yang lebih lama.

    Dari situlah pentingnya peranan konten di media sosial. Keberadaan konten di media sosial diharapkan mampu mempersuasi sampai akhirnya calon konsumen akan memutuskan untuk membeli produk yang Anda tawarkan. 

    Alih-alih hanya fokus membuat konten yang engaging untuk mempersuasi audiens, karakteristik konten B2B seperti sisi profesionalisme tidak boleh kesampingkan begitu saja.

    Anda tetap perlu memikirkan sisi audiens yang terdiri dari pimpinan pemegang keputusan krusial di perusahaan. Tema konten wajib relevan dan mampu membuat mereka tertarik sampai akhirnya melakukan transaksi. 

    Berdasarkan penjelasan singkat di atas, memang jelas terbukti bahwa perencanaan sampai pembuatan konten untuk sektor B2B memiliki tantangan tersendiri. Meski demikian, bukan berarti sektor B2B tidak membutuhkan media sosial sama sekali sebagai sarana pemasaran. 

    Tips Menerapkan Strategi Media Sosial untuk B2B

    Tantangan yang ada di industri B2B tak menjadi batasan untuk membuat dan menjalankan perencanaan strategi media sosial yang tepat sasaran. 

    Intip beberapa kiat di bawah ini: 

    1. Pahami Tujuan Awal

    Goal dari setiap campaign yang dijalankan oleh perusahaan bisa sangat beragam, mulai dari meningkatkan awareness sampai ke penjualan. 

    Nah, poin tersebut yang juga harus Anda perhatikan dari awal sebelum menerapkan strategi media sosial di bisnis Anda. Ada perbedaan signifikan antara tujuan penggunaan media sosial dari B2B dan B2C. 

    B2C umumnya menggunakan media sosial untuk menarik penjualan dan awareness. Lain halnya dengan B2B yang menggunakan media sosial untuk masuk ke sales funnel bagian awal, yakni awareness. 

    Fokus yang ditekankan dalam media sosial B2B adalah tujuan jangka panjang dalam mengedukasi audiens, membangun kepercayaan, dan tentu saja meningkatkan awareness. 

    Sebuah jurnal pun menyebutkan media sosial dapat sangat membantu perusahaan klien untuk memahami produk yang Anda tawarkan. 

    2. Pelajari Persona Buyer 

    Pihak yang dilibatkan untuk mengambil keputusan biasanya lebih dari satu orang. Untuk memudahkan, Anda bisa memelajari persona buyer khusus B2B terlebih dahulu. 

    Selanjutnya, Anda bisa meneliti seperti apa masalah yang dihadapi, behaviour atau kebiasaan dan cara pengambilan keputusan calon client. 

    Informasi dan data yang Anda dapatkan dari riset tersebut bisa digunakan untuk perencanaan membuat konten selanjutnya.

    3. Lakukan Observasi Terhadap Kompetitor

    Berikutnya, Anda dapat melakukan benchmarking dan observasi akun media sosial kompetitor. Cari celah yang belum kompetitor isi atau lakukan. Celah tersebut bisa Anda gunakan untuk perencanaan dan pembuatan konten. 

    4. Ikuti Tren Keinian Sesekali

    Walau harus patokan kepada profesionalisme, tak berarti konten media sosial B2B harus selalu serius dan membosankan. Anda bisa menyelipkan beberapa tren atau format konten terbaru, selama tidak bertentangan dengan value dan voice of brand dari bisnis. 

    Cara ini pula yang dilakukan oleh Tokoplas. Konten yang disajikan oleh Tokoplas tidak melulu seputar plastik dan industrinya saja. Format meme jenaka juga bisa gunakan dan diselipkan promosi dari Tokoplas. 

    5. Pilih Platform yang Sesuai 

    Adapun platform yang paling cocok untuk menjalankan social media campaign B2B adalah LinkedIn. Ada banyak pimpinan dari perusahaan-perusahaan besar yang memiliki akun LinkedIn.

    Tak mengherankan jika hampir sekitar 97% campaign B2B menggunakan LinkedIn sebagai kanal untuk mendistribusikan content marketing

    Akan tetapi, campaign digital marketing untuk B2B juga bisa dilakukan di Instagram. 73% dari kaum milenial zaman sekarang mulai terlibat dalam pengambilan keputusan pembelian produk atau layanan di perusahaan. 

    Mereka kini telah menduduki jabatan tertentu di perusahaan berdampingan dengan generasi baby boomer. Para milenial tersebut biasanya juga memiliki akun dan aktif berada di Instagram. Peluang ini tidak bisa dilewatkan begitu saja bagi para pebisnis di industri B2B untuk mulai menjangkau pebisnis milenial di Instagram.

    Dengan demikian, bisa disimpulkan kedua platform antara Instagram dan LinkedIn sama-sama dapat diandalkan untuk menjalankan campaign pemasaran digital B2B. 

    Konklusi

    Penerapan media sosial untuk B2B memang tergolong kompleks serta membutuhkan riset dan analisis yang komprehensif. Kendati demikian, manfaat yang dirasakan perusahaan B2B ketika menjalankan strategi media sosial berdampak sangat positif, terutama dalam aspek awareness dan membangun kepercayaan dari calon konsumen. 

    Hubungi Meson Digital Agency untuk merencanakan strategi terbaik bagi bisnis Anda. Meson Digital Agency telah berpengalaman dalam membantu client dari bermacam industri, termasuk B2B. Lewat jasa social media management kami, Meson Digital siap membuat perencanaan social media management terbaik dan efektif untuk bisnis B2B Anda. 

    Consult Your Digital Marketing Needs with Us!

    Enhance the online visibility of your business and reach your target market more effectively. Implement the right Digital Marketing strategy for sustainable business growth.

      Search Articles